Senin, 07 Oktober 2019

PRASANGKA GHIBAH FITNAH


Assalamualaikum wr. wb

Awalnya berprasangka berkembang kearah membicarakan keburukan orang lain kemudian sangat mungkin endingnya terjadi fitnah.

Prasangka dapat diartikan sebagai perkiraan yang keras dan tajam mengenai orang dan keadaan sekelilingnya, biasanya bersifat praduga dini yang merusak dan memihak, serta mendorong kearah tindakan gegabah dan sembrono.

Prasangka lebih bersifat hasil emosi atau perasaan subyektif belaka dan kurang didukung oleh hasil pemikiran yang sehat dan benar, karenanya harus dihindari, sebab dapat menjerumuskan seseorang ke dalam sikap, perilaku dan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Bahkan prasangka sering menjadi sumber terjadinya perselisihan, konflik atau pertengkaran yang berlarut-larut. 

Arti kata prasangka menurut KBBI
Kata Nomina (kata benda)
Arti: pendapat (anggapan) yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui (menyaksikan, menyelidiki) sendiri; syak

Arti kata gibah menurut KBBI
Kata Verbia (kata kerja), Arab
Arti: membicarakan keburukan (keaiban) orang lain.

Model : Prasangka, Ghibah, Fitnah

Ghibah adalah  Menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seseorang sedangkan ia tidak suka aibnya baik dari fisik, psikis, agamanya, kekayaanya, hatinya, dan sikapnya. Melihat kesalahan orang lain lebih mudah pada umumnya daripada kebaikannya. Keburukan sekecil apapun itu rata-rata lebih kelihatan meskipun sebenarnya ada kebaikan yang lebih banyak. Seperti setitik noda yang berada di lembaran kertas putih lebih memikat mata untuk dikomentari buruk meskipun yang masih bersih lebih banyak. Ada kecenderungan melihat keburukannya daripada melihat kebaikannya. Kesalahan-kesalahan orang lain akan terlihat semakin jelas apabila didorong dengan rasa tidak suka. Jadi, apapun yang orang lain lakukan, akan tetap dianggap salah bagi orang yang tidak menyukainya. Lah .. ketidaksukaan ini mendorong seseorang untuk menggali kesalahan orang lain.

Memperbincangkan Keburukan Orang Lain juga sering disebut dengan kata Menggunjing, ada yang menjadi kebiasaan telah dianggap wajar di masyarakat. Terlebih perbuatan menggunjing itu sepertinya mudah sekali dengan respon yang baik dari sesamanya untuk menggunjing, akan membuat seseorang lebih bersemangat. Lidah seakan-akan ada minyak pelumasnya. Sehingga terus berbicara tentang keburukan orang lain, sangat berat sekali untuk dihentikan terlebih berkumpul dengan teman-teman klik nya.

Keburukan orang lain seakan menjadi pembahasan yang sangat menarik untuk diteliti. Terlebih, jika seseorang yang sedang dibicarakan tidak disukai atau pass melintas, maka hati penggunjing tambah puas untuk semakin menjatuhkannya.

Nah .. inilah yang dapat membuat seseorang menjadi frustasi dan putus asa karena telinganya tak kuasa lagi mendengar prasangka buruk tentangnya.

Karena kebiasaan membicarakan kejelekan orang di belakang terasa menyenangkan. Kita seakan menjadi orang yang paling benar dalam hidupnya. Sehingga berhak untuk menghakimi orang lain atas kesalahannya.

Hadeeeh ... kalau dipikir-pikir sebenarnya apa sih keuntungan dari membicarakan kejelekan orang lain? Kalau orang itu memang menyebalkan, membicarakan kejelekannya malah kadang hanya memperoleh energi negatif dalam diri kita. Sementara jika orang yang kita bicarakan sesuai dengan isu yang beredar, endingnya akan terjadi Fitnah disana kan, yang memberikan stigma negatif. Ditambah, dari membicarakan kejelekan orang lain, kita akan menderita kerugian yang sangat besar. Kalau tak suka dengan seseorang, kenapa tak disampaikan secara langsung saja. Bukankah bisa lebih melegakan?  Daripada kita ngomongin orang, mending buat ngomongin hal-hal penting dan menambah pengetahuan lagian ada pahalanya iya kan?

Model : Prasangka, Ghibah, Fitnah

Membicarakan kejelekan orang di belakang, tanpa kita sadari akan menunjukkan kejelekan yang ada dalam diri kita sendiri. Tanpa kita sadari, kebiasaan ngomongin orang malah akan membuat kita dijauhi oleh orang-orang terdekat kita dan lebih dekat dengan kompromi setan. Setelahnya, bukan malah prestasi yang menempel pada diri kita. Melainkan label buruk yang akan merugikan diri kita. Ada kalanya, lebih baik berkaca sudah berhakkah kita membicarakan keburukan orang lain?

Rasanya benar Bang Haji Rhoma Irama Sang Maestro Dangdut itu : 

Nyanyi dulu ah...... ♪...♪♪

GHIBAH
Mengapa kau suka membukakan aib sesama,
Kesana kemari kau ceritakan keburukanya,
Semut yang di seberang lautan jelas kelihatan,
Tapi gajah di pelupuk mata tiada kelihatan,
Oh keterlaluan,
Janganlah kau sibuk mencari kelemahan orang,
Periksa dirimu masih adakah kekurangan,
Semut yang di seberang lautan jelas kelihatan,
Tapi gajah di pelupuk mata tiada kelihatan,
Oh keterlaluan,
Pabila kau tau ruginya menggunjing orang,
Pasti kau tak mau untuk melakukan itu,
Maukah kau tanggung dosa dari orang lain,
Sedangkan pahalamu kau berikan kepadanya,
Jangan anda berbuat ghibah,
Siapa yang suka membuka aib temanya,
Berarti dirinya lebih hina dan tercela,
Siapa yang suka menggunjingkan sesamanya,
Berarti suka makan bangkai saudaranya,
Jangan anda berbuat ghibah”

Kita sadari manusia memiliki dua sifat yang tak bisa dipisahkan, sifat baik dan buruk. Kalau kita hanya melihat sisi buruknya saja, kita tidak akan melihat sisi baiknya. Demikian juga sebaliknya, kalau kita hanya melihat kebaikannya saja, kita tak akan sadar bahwa orang lain juga manusia biasa bukan malaikat yang tak luput dari dosa salah. 

Marilah dengan cara introspeksi kita melakukan pengamatan terhadap diri sendiri dan pengungkapan pemikiran secara dalam yang disadari berlandaskan pada pikiran dan perasaan. Dengan introspeksi kita akan menjadi lebih tahu dengan segala kekurangan kita dan segera memperbaiki kekurangan diri. Selain itu, introspeksi diri membantu kita mengurangi sikap merasa paling benar diantara yang lain dan sikap menghakimi orang atas dasar fakta palsu atau bohong.

Mulai sekarang hindari Prasangka, Ghibah dan fitnah... Okey.

Wassalamu'alaikum wr. wb

Label:

7 Komentar:

Pada 8 April 2020 pukul 20.16 , Blogger Kay Sufah Zain, S.Pd, M.Hum mengatakan...

Memang benar prasangka, ghibah, fitnah bukanlah sifat yang terpuji. makasih

 
Pada 8 April 2020 pukul 23.53 , Blogger Kay Sufah Zain, S.Pd, M.Hum mengatakan...

Saya sependapat.... Tanpa kita sadari, kebiasaan ngomongin orang malah akan membuat kita dijauhi oleh orang-orang terdekat kita dan lebih dekat dengan kompromi setan.

 
Pada 9 April 2020 pukul 14.17 , Blogger Labiqa Annasya Kayra, M.Psi mengatakan...

Introspeksi diri membantu kita mengurangi sikap merasa paling benar diantara yang lain. Mks mbahgurusukimin.

 
Pada 1 Juni 2020 pukul 15.18 , Blogger Labiqa Annasya Kayra, M.Psi mengatakan...

Lidah seakan-akan ada minyak pelumasnya. Karena terbiasa menggunjing Sehingga terus berbicara tentang keburukan orang. Dasar ! h.... hhh

 
Pada 2 Juni 2020 pukul 20.38 , Blogger A'A mengatakan...

Nggah mau ah... menggunjing

 
Pada 21 Juni 2021 pukul 17.46 , Blogger dini mengatakan...

Membicarakan kejelekan orang di belakang, tanpa kita sadari akan menunjukkan kejelekan yang ada dalam diri kita sendiri. Tanpa kita sadari, kebiasaan ngomongin orang malah akan membuat kita dijauhi oleh orang-orang terdekat kita dan lebih dekat dengan kompromi setan

 
Pada 18 Agustus 2021 pukul 20.41 , Blogger Dra. Hanifah Laela mengatakan...

ghibah ngga ah... ngeriii

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda